Wanita memang sejatinya cantik dengan apapun yang ia kenakan. Wanita
memang fitrahnya lembut dengan segala keanggunannya. Wanita memang tak
pernah lepas dengan keramahan atau secuil sifat manjanya. Namun dari
sekian wanita dengan sifat dan kriterianya, hanya ia yang dibalut dengan
iman dan takwa kepadaNya lah yang pantas didefinisikan sebagai muslimah
sejati.
Muslimah sejati bukanlah ia yang terlihat cantik parasnya atau elok rupanya. Hanya saja ia terlihat cantik karena senantiasa menjaga pandangan dari yang bukan mahramnya. Ia memahami bahwa cantik tak hanya sekedar paras belaka, atau sekedar pujian yang tak ada artinya. Baginya cantik lebih dari itu. Baginya cantik dihadapanNya lebih ia prioritaskan dengan menjalankan segala perintahNya dan menjauhi laranganNya.
Muslimah sejati bukanlah ia yang pandai bersolek di depan cermin dan seenaknya berlanggak-lenggok dihadapan yang bukan mahram, namun muslimah sejati itu dialah yang tak pernah mengumbar auratnya dan selalu menjaga kehormatan. Ia akan selalu mengulurkan jilbab lebarnya ke dada karena ia telah membaca Surat Cinta dariNya dalam QS. An-Nur ayat 31 yang artinya, “Dan hendaklah kalian menutupkan kain kerudung hingga ke dadanya..” dan dalam QS. Al-Ahzab : 59, “Hendaklah mereka mengulurkan jilbab ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka mudah dikenali..” Muslimah sejati jelas sudah memahami bahwa jilbab yang mereka kenakan adalah sebuah identitas sebagai seorang muslimah yang membedakannya dengan kaum Yahudi atau Nasrani. Muslimah sejati jelas tak gentar dengan segala doktrin jilbab modis yang jauh dari kata syar’i. Ia akan menjaga auratnya dengan jilbab syar’i.
Muslimah sejati pun bukan ia yang pandai berkeluh-kesah dengan hingar-bingarnya di sosial media, namun ia yang selalu mengadu kesedihan dan pintanya hanya kepada Rabbnya,=. Muslimah sejati tahu bahwa air mata yang berkualitas akan jatuh diantara nikmatnya munajat kepadaNya dalam sepertiga malam terakhirnya. Bukan ia yang disibukkan dengan kesia-siaan dan sikap hedonisme yang pantas disebut muslimah sejati, namun ia yang tak pernah lelah berjuang di jalan dakwah, ia yang senantiasa berkontribusi untuk kemajuan umat. Dia seorang aktivis dakwah yang berjuang mengadakan kajian ini itu hanya untuk perbaikan akhlak dan moral generasi muda yang semakin tak keruan ini. Lelahnya cukup dibayar dengan senyuman-senyuman ukhuwah yang menguatkan, karena baginya dakwah adalah salah satu bagian dalam jihad di jalanNya. Muslimah sejati bukan ia yang mengidolakan artis-artis korea, namun ia yang meneladani kisah perjuangan seorang Khadijah sang Ummul Mukminin, karena baginya menjadi salah satu wanita penghuni surga adalah cita-cita tertingginya.
Muslimah sejati bukanlah ia yang terlihat cantik parasnya atau elok rupanya. Hanya saja ia terlihat cantik karena senantiasa menjaga pandangan dari yang bukan mahramnya. Ia memahami bahwa cantik tak hanya sekedar paras belaka, atau sekedar pujian yang tak ada artinya. Baginya cantik lebih dari itu. Baginya cantik dihadapanNya lebih ia prioritaskan dengan menjalankan segala perintahNya dan menjauhi laranganNya.
Muslimah sejati bukanlah ia yang pandai bersolek di depan cermin dan seenaknya berlanggak-lenggok dihadapan yang bukan mahram, namun muslimah sejati itu dialah yang tak pernah mengumbar auratnya dan selalu menjaga kehormatan. Ia akan selalu mengulurkan jilbab lebarnya ke dada karena ia telah membaca Surat Cinta dariNya dalam QS. An-Nur ayat 31 yang artinya, “Dan hendaklah kalian menutupkan kain kerudung hingga ke dadanya..” dan dalam QS. Al-Ahzab : 59, “Hendaklah mereka mengulurkan jilbab ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka mudah dikenali..” Muslimah sejati jelas sudah memahami bahwa jilbab yang mereka kenakan adalah sebuah identitas sebagai seorang muslimah yang membedakannya dengan kaum Yahudi atau Nasrani. Muslimah sejati jelas tak gentar dengan segala doktrin jilbab modis yang jauh dari kata syar’i. Ia akan menjaga auratnya dengan jilbab syar’i.
Muslimah sejati pun bukan ia yang pandai berkeluh-kesah dengan hingar-bingarnya di sosial media, namun ia yang selalu mengadu kesedihan dan pintanya hanya kepada Rabbnya,=. Muslimah sejati tahu bahwa air mata yang berkualitas akan jatuh diantara nikmatnya munajat kepadaNya dalam sepertiga malam terakhirnya. Bukan ia yang disibukkan dengan kesia-siaan dan sikap hedonisme yang pantas disebut muslimah sejati, namun ia yang tak pernah lelah berjuang di jalan dakwah, ia yang senantiasa berkontribusi untuk kemajuan umat. Dia seorang aktivis dakwah yang berjuang mengadakan kajian ini itu hanya untuk perbaikan akhlak dan moral generasi muda yang semakin tak keruan ini. Lelahnya cukup dibayar dengan senyuman-senyuman ukhuwah yang menguatkan, karena baginya dakwah adalah salah satu bagian dalam jihad di jalanNya. Muslimah sejati bukan ia yang mengidolakan artis-artis korea, namun ia yang meneladani kisah perjuangan seorang Khadijah sang Ummul Mukminin, karena baginya menjadi salah satu wanita penghuni surga adalah cita-cita tertingginya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar